blur bg
Liburan Lebaran Labirin | Yogyakarta Book Party
Profile picture
Achmad KhudaefiDitulis pada 10 April 2025

Liburan Lebaran Labirin

Lebaran kemarin, kampus memberi waktu libur dua minggu, seminggu sebelum dan sesudah hari raya. Aku memilih pulang ke rumah mengobati kerinduanku pada keluarga. Pada Bapak, Ibuk, Kakak dan adik-adikku. Satu hal yang pasti ketika aku di rumah, aku selalu bingung dan tak tau akan melakukan apa. Baiklah, berhubung aku selama di Jogja sudah berusaha menjadi pembaca, aku ingin adik-adikku juga menjadi pembaca. Aku ingin mereka ikut pula merasakan keajaiban membaca buku, seolah buku dapat menyihir pembacanya untuk masuk dalam dunia begitu berbeda. Namun yang pasti juga, aku ingin memberi warna pada keluargaku tercinta.

Ku putuskan mengurangi waktu penggunaan gawaiku sendiri. Kata Nabi, Ibda' Binafsik, mulailah dari dirimu sendiri. Semula penggunaan gawaiku yang mencapai 6-7 jam, berkurang hingga menjadi 2-3 jam saja dalam sehari. Sebagian besar waktunya ku gunakan untuk membuka laptop dan membaca buku. Aku bertekad membaca Tetralogi Buru milik Pram yang baru ku beli bulan lalu. Aku memulai dari buku yang pertama, Bumi Manusia. Pagi, Siang, Sore hingga berbuka puasa. Lalu jeda berbuka hingga tarawih, kemudian malamnya ku lanjutkan lagi hingga sahur tiba. Dalam waktu empat hari dapat ku selesaikan buku ini yang punya ketebalan hingga 500-an lebih halaman.

Sela-sela membaca, tak lupa aku mengobrol dan bercanda dengan adik-adikku. "Lagi baca buku apa sih ang?," tanya salah satu adikku. Akhirnya... batinku. Aku pun mulai meracuninya dengan rayuan dan bujukan agar ikut membaca juga, biar ngerti sendiri gimana enaknya membaca. Dan aku menyarankan agar penggunaan gawainya mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Aku berani memberi saran seperti itu karena sudah memberikan contoh pengurangan penggunaan gawai. Jadi wajar saja. Namun sayangnya dia belum tergoda hahaha. Baiklah, tak apa, aku coba lagi nanti.

Selesai Bumi Manusia, aku melanjutkan buku kedua, Anak Semua Bangsa. Ku selesaikan tepat malam takbiran hari raya. Langsung aku menyambungnya dengan buku ketiga, Jejak Langkah. Buku ketiga ini punya ketebalan jauh diatas dua buku sebelumnya yang rata-rata 500-an halaman, dan buku ini sampai 700-an lebih. Sampai pertengahan 200-an aku mulai merasakan kejenuhan, hingga akhirnya benar-benar drop dan burnout. Yah, aku terperangkap jatuh kedalam fase reading slump. Aku mulai pesimis tak akan sempat menyelesaikan tetralogi. Ku paksa sedikit membaca tetap tak nyaman jua. Ku putuskan berhenti. Dan hari selanjutnya, adikku yang lain minta saran buku apa yang bagus dibaca. Sebuah kejutan, pikirku. Aku memberinya buku Pangeran Cilik atau Le Petit Prince dan aku menawarkan diri untuk membacakan untuknya satu bab pertama. Aku seperti pendongeng handal atau seolah ibu yang membacakan dongeng sebelum tidur untuk anaknya. Selepas itu ku berikan buku itu padanya untuk dilanjutkan sendiri.

Aku mencoba beralih genre ke novel populer dan ku ambil Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Ku bolak-balik halaman namun tetap saja tak pulih minatku membaca. Atau belum memang. Aku meletakkan kembali buku itu dan melangkah ke kamar adikku dan melihat Pangeran Cilik tak lagi dibaca. Aku mengambilnya dan membaca, satu per-satu, bab dan beralih bab. Asyik juga ternyata. Aku lihat halaman belakang tertulis pernah ku selesaikan buku ini pada Juli 2022. Baiklah, aku akan baca ulang buku ini. Dan syukur ternyata hingga halaman akhir aku bisa menyelesaikannya. Dan adik-adikku masih saja belum menunjukkan minatnya untuk membaca.

Haloo Bookmates! Punya cerita menarik yang ingin dibagikan? Di sinilah tempatnya kamu bisa membagikan kisah, pengalaman, tips bermanfaat, atau ulasan buku favorit. Saatnya tulisan kamu menemukan pembaca! 📖 Gabung sekarang